Rencana pembangunan tol di wilayah Pesalakan masih tahap perataan tanah di rumah petak yang berdiri di tanah kaplingan, banyak warga yang terkena gusuran, ada yang seluruhnya diratakan dengan tanah, ada yang hanya dapurnya saja yang terkena gusuran bahkan ada pula yang tidak terkena gusuran, hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan jalan tol tersebut. Pada gambar disamping adalah tanah yang dulunya tanah sawah, nantinya di daerah tersebut akan dibangun jalan tol dengan ketinggian sekitar 3 meteran sebagai badan jalan. Dalam hal masalah penggusuran tanah dan bangunan, banyak warga yang kecewa dengan ganti untung, sebab diluar dugaan. Kebanyakan dari warga akan mendapatakan ganti untung yang menggiurkan tetapi dalam kenyataan tidak demikian. Sehingga pernah terjadi komplain dari warga kepada tim penggusur, masalah ganti untung tersebut. Tetapi setelah ada kesepakatan dari para warga yang merasa kurang ganti untungnya, maka pihak penggusur memenuhi apa yang dimaui oleh warga setempat. Dari pihak jalan tol, bangunan dan tanah yang akan diratakan ditetapkan hingga 40 hari harus kosong. Sehingga penulis pada waktu survei di tanah kaplingan tersebut, semua warga mulai merobohkan rumah secara mandiri, sebab katanya dari mereka (warga) akan dipergunakan kembali. Sepertinya pihak penggusur sangat baik hati, sebab rumah-rumah yang dirobohkan, bagian-bagianya seperti jendela, jrumpul, batubata, keramik, pintu-pintu dan lain sebagainya boleh dimiliki oleh si pemilik rumah yang dirobohkan tersebut. Dalam perobohan tersebut membutuhkan waktu yang lama kemungkinan 5 hari bisa rata dengan tanah.